blog layouts
KETIKA TUHAN MENYEKA AIR MATA KITA
Sahabat, Alhamdulillah Allah masih memberikan kesempatan kepada kita berjumpa dengan Ramadhan, walaupun dalam suasana mencekam, akibat begitu banyaknya bencana yang melanda negeri ini.
Sahabat, betapa bahagianya setelah sekian lama kita merindukan saat-saat seperti ini, Allah berkenan menyertakan kita dalam indahnya menahan lapar, gembiranya menunggu beduk, nikmatnya santap sahur, syahdunya Alqur'an yang kita lantunkan, khusuknya ibadah malam, dan tunduknya hati beri'tikaf di rumah Allah. Subhanallah mudah-mudahan kita bukan termasuk orang-orang yang menyia-nyiakan keindahan nikmat bulan yang penuh berkah dan maghfirah ini dengan kemaksiatan.
Sahabat, ketika orang-orang tidak menyadari kekhilafannya, Allah menancapkan kesadaran dalam jiwa kita akan dosa-dosa yang selama ini telah berurat dan berakar dalam kulit dan tulang-tulang kiata. Kita menyadari lisan-lisan yang selama ini sering berdusta, hati yang tidak mau tunduk, kotor dan penuh kedengkian, jiwa yang sombong, keingkaran yang amat sangat kepada Allah, kebencian kepada sesama saudara, durhaka pada orang tua, kelalaian tanggung jawab mendidik dan melayani anak, isteri serta suami, ketidak sabaran menunggu datangnya seorang kekasih yang memantapkan langkah, kebahagiaan melihat orang lain menderita, iri, benci termasuk dendam kesumat. Kita menyadari itu semua sebagaai akibat dari lemahnya iman yang tertanam,. Astaghfirullah Al Azhiim, mohon ampunanmu ya Allah.
Sahabat, saat bulan yang penuh ampunan ini datang menghampiri, Allah mengulurkan tangannya untuk kita sambut walaupun tangan kita tak kuasa digerakkan untuk merangkulnya. Walaupun tangan itu sering menepis tapi Alllah tidak pernah berhenti mengulurkannya. Meskipun dosa-dosa kita seluas langit dan bumi, tapi ampunan Allah tidak pernah bertepi. Walaupun tobat kita sering mungkir, tapi Rahman dan Rahim tidak pernah mungkir.
Sahabat, tidak ada yang lebih membahagiakaan tatkala kita menyadari dosa-dosa yang pernah ada, kemudahan kita berencana untuk mengevaluasi dan memperbaiki diri. Tumpahkanlah air mata penyesalan itu. Biarkan dia mwmbanjiri sepertiga malam yang hening, saat itu biarkanlah tangan Allah yang kuat dan lembut itu menyeka air mata penyesalan kita. Kemudian kitapun akan merasakan sebuah kekuatan ghaib akan tumbuh dan membawa kita ke dada pelangi, di sana hanya akan kita temukan keindahan warna-warni kehidupan yang menyejukkan, membahagiakn yang akan membuat diri kita menjadi orang yang produktif, kreatif, inovatif dan prestatif.
Sahabat, tundukkanlah hati, rendahkanlah diri di hadapanNya. Jangan biarkan Ramadhan yang romantis ini berlalu begitu saja. Tumpahkanlah sujud ke bumi di sepertiga malam terakhir, kuatkan azzam agar dapat bercengkrama dengan Allah di rumahNya pada sepuluh hari terakhir. Isilah pundi-pundi investasi abadi kita dengan infak, zakat dan sedekah. Semailah benih-benih kebaikab, kelak kita akan menuainya dengan sebuah kenikmatan abadi di sebuah taman, yang di bawahnya mengalir sungai-sungai.
Sahabat, selamat menjalankan ibadah Ramadhan, mudah-mudahan segala kebaikan dan keindahannya bukan sekedar fatamorgana, tetapi sebuah energi yang membawa perubahan baru bagi diri dan jiwa kita, serta sebagai momentum untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, karena perubahan tidak mesti memperbaiki sesuatu, tetapi untuk menjadi lebih baik kita mesti berubah
Sumber: eramuslim.com