Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket">

Wednesday, April 02, 2008

Curhat & Artikel

Karena badan Vasya yang mungil di usia yang hampir 3 tahun ini, bunda dan ayah suka mikir, ini anak kenapa ya, padahal makannya dah mulai mau & agak banyak, tapi kok gak ngaruh ke badannya? Akhirnya waktu Vasya batuk, kami bawa Vasya ke RS. Hermina yang dekat rumah, bahkan dulu waktu usia 1 tahun pernah dibawa ke Dr. Bambang, spesialis paru untuk anak, atas rekomendasi Dr Wati di milis Sehat. Takutnya Vasya kena TB, alhamdulillah sih pas diperiksa tidak. Nah kalo TB tidak, apakah karena faktor "gen" secara bundanya kan juga mungil, atau karena nih anak aktif (gak bisa diam), atau ada gangguan pencernaan ya?

Kalau diperhatikan dari artikel di bawah ini, memang ada beberapa tanda-tandanya seperti
-suka terbangun waktu malam
-suka cegukan
-terkadang suka muntah juga kalau nangisnya lama

Tapi itukan belum tentu menunjukkan bahwa dia ada gangguan pencernaan iya kan? (hibur diri nih critanya he..he...).

Tapi lagi nih, bunda & ayah berencana untuk priksakan Vasya ke bagian gastrologi, biar tenang gitu lohhh, gak tau kapan nih, sambil memantau aja pertumbuhan Vasya.

Ok deh segitu dulu curhatnya, sekalian nih bunda postingin artikel dari Dr. Widodo Judarwanto, SpA. Semoga bermanfaat ya
Ohya bunda mohon maaf karena blom bisa nampilin foto Vasya, coz blom sempet foto-foto nih.


JANGAN REMEHKAN KESULITAN MAKAN ANAK

oleh Dr Widodo Judarwanto SpA,
Picky Eater Clinic (Klinik Kesulitan Makan Anak),
Children Family Clinic Jakarta
Email : wido25@hotmail.com, (021) 4264126, 70081995, 0817171764

Orang tua si Buyung tampak pusing tujuh keliling, karena problema kesulitan makan yang dialami anaknya sejak lama. Sudah “shopping” ke beberapa dokter ahli dan berbagai vitamin dikonsumsinya tapi tampaknya tidak ada perubahan. Si Ibu mencoba menghibur diri dengan berkomentar, meskipun anak saya kurus yang penting anak saya sangat aktif sekali itu tandanya anak sehat, benarkah ?


Pemberian makan pada anak memang sering menjadi masalah buat orangtua atau pengasuh anak. Beberapa penelitian menyebutkan kasus kesulitan makan pada anak cukup tinggi antara 20 -30% anak. Keluhan tersebut sering dikeluhkan orang tua kepada dokter yang merawat anaknya. Lama kelamaan hal ini dianggap biasa, sehingga akhirnya timbul komplikasi dan gangguan tumbuh kembang lainnya pada anak. Salah satu keterlambatan penanganan masalah tersebut adalah pemberian vitamin tanpa mencari penyebabnya sehingga kesulitan makan tersebut terjadi berkepanjangan.

Akhirnya orang tua berpindah-pindah dokter dan berganti-ganti vitamin tapi tampak anak kesulitan makannya tidak membaik. Sering juga terjadi bahwa kesulitan makan tersebut dianggap dan diobati sebagai infeksi tuberkulosis yang belum tentu benar diderita anak.


Tampilan klinis dan komplikasi kesulitan makan

Beberapa tampilan klinis kesulitan makan pada anak yaitu : Memuntahkan atau menyembur-nyemburkan makanan yang sudah masuk di mulut anak. Makan berlama-lama dan memainkan makanan. Sama sekali tidak mau memasukkan makanan ke dalam mulut. Memuntahkan, menumpahkan makanan atau menepis suapan dari orangtua. Tidak mengunyah tetapi langsung menelan makanan. Kesulitan menelan, sakit bila mengunyah atau menelan makanan

Penyebab kesulitan makan pada anak sangat banyak dan luas, yang tersering adalah adanya gangguan pencernaan dan penyakit ibfeksi akut seperti flu, batuk pilek dan sebagainya. Penyebab lainnya seperti kelainan bawaan, gangguan neurologist, gangguan metabolik atau gangguan psikologis tampaknya sangat jarang terjadi. Jangan mudah memastikan bahwa penyebab kesulitan makan pada anak karena gangguan psikologis, sebelum dipastikan tidak adanya gangguan organ tubuh terutama pencernaan anak.

Gangguan pencernaan pada anak tampaknya sebagai penyebab paling penting dalam kesulitan makan. Gangguan saluran cerna yang dapat terjadi adalah imaturitas saluran cerna, alergi makanan, intoleransi makanan, penyakit Coeliac dan sebagainya. Gangguan pencernaan tersebut kadang tampak ringan seperti tidak ada gangguan. Tetapi bila cermat kita dapat menemukan gejala yang menunjukkan adanya gangguan pencernaan tersebut.

· Lidah tampak kotor, berwarna putih serta air liur bertambah banyak atau mulut berbau
· Perut kembung, sering “cegukan”, sering buang angin.
· Sering muntah atau seperti hendak muntah bila disuapin makan. Gampang timbul muntah terutama bila menangis, berteriak, tertawa, berlari atau bila marah.
· Sering nyeri perut sesaat, bersifat hilang timbul.
· Sulit buang air besar (bila buang air besar ”ngeden”, tidak setiap hari buang air besar, atau sebaliknya buang air besar sering (>2 kali/perhari).
· Kotoran tinja berwarna hitam atau hijau tua, berbentuk keras, bulat (seperti kotoran kambing) atau cair disertai bentuk seperti biji lombok, pernah ada riwayat berak darah.
· Gangguan tidur malam : malam rewel, kolik, tiba-tiba mengigau atau menjerit, tidur bolak balik dari ujung ke ujung lain tempat tidur, tidur tengkurap atau ”nungging”.
· Biasanya disertai gangguan kulit : timbul bintik-bintik dikulit, biang keringat, bercak warna putih (seperti panu), kulit kering dan keringat berlebihan.

Kesulitan makan pada anak yang terjadi dalam jangka waktu lama dan sering berulang dapat menimbulkan pengaruh tidak baik pada berbagai organ dan fungsi tubuh. Gangguan tersebut dapat mengakibatkan komplikasi beberapa penyakit dan kondisi tertentu, diantaranya berat badan yang sulit naik, kurang Kalori Protein (KKP), marasmik, kwasiorkor atau anemia. Terakhir terungkap bahwa kesulitan makan yang disebabkan karena gangguan saluran cerna ternyata dapat mempengaruhi fungsi otak dan perilaku anak.



Gangguan fungsi otak dan perilaku anak

Kesulitan makan yang disebabkan karena gangguan saluran cerna ternyata dapat berakibat mengganggu fungsi otak dan perilaku anak. Penulis pernah melakukan penelitian bahwa sebagian besar anak yang mengalami kesulitan makan juga mengalami beberapa perubahan perilaku. Menurut teori ”Gut Brain Axis” gangguan pencernaan akan mengeluarkan zat semacam morfin dan beberapa mediator kimia lainnya yang dapat mengganggu otak fungsi otak yang mempengaruhi perilaku anak. Gangguan perilaku tersebut berupa over aktif, hiperaktif (ADHD), agresifitas dan emosi yang meningkat, gangguan konsentrasi, gangguan belajar, gangguan tidur malam dan lain-lain.

Gangguan saluran cerna dapat mengakibatkan gangguan perilaku pada anak (“GUT BRAIN AXIS THEORY))

· GERAKAN MOTORIK BERLEBIHAN
usia < 6 bulan: mata/kepala bayi sering melihat ke atas. Tangan dan kaki bergerak berlebihan, usia > 6 bulan bila digendong sering minta turun atau sering bergerak/sering menggerakkan kepala ke belakang-membentur benturkan kepala. Sering bergulung-gulung di kasur, menjatuhkan badan di kasur (“smackdown”}, sering memanjat. Pada anak perempuan bersifat kelaki-lakian atau “tomboy”

· GANGGUAN TIDUR (biasanya MALAM-PAGI) gelisah/bolak-balik ujung ke ujung, bila tidur posisi “nungging”, berbicara/tertawa/berteriak dlm tidur, sulit tidur, malam sering terbangun/duduk,mimpi buruk, “beradu gigi”

· AGRESIF sering memukul kepala sendiri,orang atau benda di sekitarnya. Sering menggigit, menjilat, mencubit, menjambak (spt “gemes”)

· GANGGUAN KONSENTRASI : cepat bosan thd sesuatu aktifitas (kecuali menonton televisi atau baca komik), malas belajar, tidak teliti, terburu-buru, sering kehilangan barang

· GANGGUAN EMOSI (mudah marah, sering berteriak /mengamuk/tantrum), keras kepala,

· GANGGUAN KOORDINASI : bolak balik, duduk dan merangkak tidak sesuai usia. Berjalan sering terjatuh dan terburu-buru, sering menabrak, jalan jinjit, duduk leter W/kaki ke belakang.

· KETERLAMBATAN BICARA: Tidak mengeluarkan kata umur < 15 bulan, hanya 4-5 kata umur 20 bulan, kemampuan bicara hilang dari yang sebelumnya bisa, biasanya > 2 tahun membaik.

· IMPULSIF : banyak bicara/tertawa berlebihan, sering memotong pembicaraan orang lain

· Memperberat gejala HIPERAKTIF (ADHD/ADD) dan AUTISME (hiperaktif, keterlambatan bicara, gangguan sosialisasi)

Para orang tua masih mempunyai kebiasaan bahwa untuk mengatasi kesulitan makan pada anak adalah memberikan vitamin penambah nafsu makan tanpa memperhatikan penyebab kesulitan makan itu sendiri. Cara tersebut sebenarnya tidak menyelesaikan masalah, karena bila penyebabnya tidak ditangani dengan benar maka bila vitamin tersebut habis maka anak kembali akan tetap mengalami sulit makan. Bahkan banyak kasus didapatkan dengan berganti-ganti beberapa vitamin kemampuan makan anak tidak kunjung membaik.

Pemberian vitamin tanpa mencari penyebab gangguan kesulitan makan pada anak bukan merupakan jalan keluar yang baik. Penanganan kesulitan makan pada anak yang terbaik adalah dengan mencari dan mengatasi penyebabnya secara langsung.

|